KUNJUNGAN INSPIRASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN KE IPST (INSTALASI PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU) ITB KAMPUS GANESA
Hari, Tgl : Kamis 15 Agustus 2024
Waktu : 09.00 -12.00 WIB
Dihadiri oleh :
Tim Universitas Ahmad Dahlan sebanyak 9 orang:
- Deny Ismanto, SE., MM, Kepala Bidang Pengadaan Aset
- Ahmad Ahid Mudayana, S.KM., MPH., Kepala Bidang Perawatan, Kerumahtanggaan dan Keamanan
- Rohmad Yuliantoro C. W., SE., M.Sc, Kepala Bidang Inventarisasi dan Pemanfaatan Aset
- Fadlan Abadi, Kepala Urusan Pengadaan Aset
- Fhahrozi, Kepala urusan Perawatan, Kerumahtanggan dan Keamanan
- Fajar Yuda Sawastana ST, Kepala Urusan Inventarisasi dan Pemanfaatan Aset
- Yunanto Abdul Rohman S.Kom, Staf Bidang Pengadaan Aset
- Andhi Triyanto, S.Pd, Staf Perawatan, Kerumahtanggan dan Keamanan
- Anandito Wicaksono, SE., Staf Bidang Inventarisasi dan Pemanfaatan Aset
Tim Direktorat Sarana dan Prasana ITB 5 orang
- Eng. Pandji Prawisudha, Ketua Tim Penanganan Sampah
- Maman Surahman, ST. Kepala Subdirektorat Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana
- Budhi Mulyawan Rachmat, S.Si., M.T., Kepala Seksi Air Bersih, Air Buangan, dan Sampah
- Nova Wardiana, S.E., M.M. , Kepala Seksi Sanitasi Gedung dan Kesehatan lingkungan
Bandung: Institut Teknologi Bandung (ITB) menerima kunjungan dari Universitas Ahmad Dahlan, di IPST (Instalasi Pengelolaan Sampah Terpadu) ITB Kampus Ganesa yang berada di Wilayah Sabuga ITB pada hari Kamis, tanggal 15 agustus 2024.
Adapun pihak dari ITB menjelaskan profil dan berbagai program tentang Pengelolaan sampah disampaikan oleh Ketua Tim Penanganan Sampah, Dr.Eng. Pandji Prawisudha.
Beliau mengatakan bahwa komposisi sampah kampus sangat berbeda dengan sampah domestik. Sebanyak 36 persen berupa sampah tanaman, 16 persen sisa makanan, 24 persen kertas, 11 persen plastik daur, 2 persen logam-kaca, 4 persen plastik residu, dan 7 persen lain-lain.
“Dari sini kita bisa lihat bahwa sekitar 50 persennya memang sampah organik, yakni sampah taman sehingga relatif mudah untuk diproses dibandingkan sampah domestik atau sampah rumah tangga biasa,” ujarnya.
Demi mengolah sampah tersebut, terdapat beberapa proses yang dapat dioptimalkan, mulai dengan pemilahan mekanikal, pengambilan dan pengepakan material daur ulang secara mekanik, pengambilan dan pengolahan material residu anorganik secara termal, hingga pengangkutan dan pengolahan material organik secara biologi.
Dengan berbagai proses tersebut, komposisi sampah pun akan terbagi menjadi material daur ulang yang bisa mencapai kurang lebih 35 persen, residu abu kurang lebih 2 persen, material siap dikomposkan 30 persen dan siap diberikan untuk maggot sebanyak 15 persen.
Adapun setiap langkah yang ITB lakukan untuk penanganan sampah akan dioptimalkan dengan berbagai teknologi. Dengan demikian, kepedulian terkait program sampah keberlanjutan tidak hanya tentang lingkungan, tetapi juga terkait pemanfaatan teknologi.
“Dari sini kita bisa lihat bahwa sekitar 50 persennya memang sampah organik, yakni sampah taman sehingga relatif mudah untuk diproses dibandingkan sampah domestik atau sampah rumah tangga biasa,” ujarnya.
Demi mengolah sampah tersebut, terdapat beberapa proses yang dapat dioptimalkan, mulai dengan pemilahan mekanikal, pengambilan dan pengepakan material daur ulang secara mekanik, pengambilan dan pengolahan material residu anorganik secara termal, hingga pengangkutan dan pengolahan material organik secara biologi.
Dengan berbagai proses tersebut, komposisi sampah pun akan terbagi menjadi material daur ulang yang bisa mencapai kurang lebih 35 persen, residu abu kurang lebih 2 persen, material siap dikomposkan 30 persen dan siap diberikan untuk maggot sebanyak 15 persen.
Adapun setiap langkah yang ITB lakukan untuk penanganan sampah akan dioptimalkan dengan berbagai teknologi. Dengan demikian, kepedulian terkait program sampah keberlanjutan tidak hanya tentang lingkungan, tetapi juga terkait pemanfaatan teknologi.
Presentasi tentang Pengelolaan sampah disampaikan oleh
Ketua Tim Penanganan Sampah, Dr.Eng. Pandji Prawisudha
Adapun tujuan Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu adalah:
- Meminimalisir tumpukan sampah yang ada di lingkungan ITB Kampus Ganesa.
- Menjadikan lingkungan ITB Kampus Ganesa bersih, sehat dan nyaman dalam melaksanakan proses belajar, mengajar
- Pemanfaatan sampah anorganik daur ulang, nilai ekonomis dan sampah organik untuk di jadikan pupuk kompos organik
- Untuk pemupukan pohon / tanaman di lingkungan ITB Kampus Ganesa
- Meningkatkan produktivitas dan kreatifitas kerja
Tinjauan Lapangan
Pemaparan budidaya Maggot atau dikenal sebagai Maggot BSF (Black Soldier Fly) adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. Maggot BSF adalah bentuk dari siklus pertama (larva) Black Soldier Fly yang nantinya Siklus hidup lalat BSF kurang lebih selama 40-43 hari. Larva/maggot BSF bertahan selama 14-18 hari sebelum bermetamorfosis menjadi pupa dan
lalat dewasa.
No Comments